Bisa dilihat dari sekarang Indonesia mencetak sejarah bisa meraih emas di World Cup
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menjadikan ajang Olimpiade sebagai target dan pencapaian prestasi tertinggi untuk atlet Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Desain Olahraga Nasional Indonesia (DBON).
Menjadi seorang olympian memang mimpi dari banyak atlet di berbagai belahan dunia. Saking bangganya, tak sedikit dari mereka membuat tato logo Olimpiade, sebagai tanda bahwa mereka adalah atlet yang pernah tampil dalam pesta olahraga terbesar di Bumi ini.
Mayoritas atlet Indonesia juga 1punya mimpi yang sama, tak terkecuali petembak muda Muhammad Iqbal Raia Prabowo dan Arista Perdana Putri Darmono. Mereka adalah atlet potensial Merah Putih.
Keduanya masih berusia 17 tahun. Meski begitu, Iqbal dan Arista telah menorehkan banyak prestasi, khususnya untuk cabang menembak nomor 10 m air pistol.
Terakhir, Iqbal dan Arista sukses mengibarkan bendera Merah Putih dan membuat lagu Indonesia Raya berkumandang setelah meraih emas pada nomor 10 m air pistol beregu campuran dalam Piala Dunia Menembak 2023 atau ISSF World Cup Rifle/Pistol 2023 yang bergulir di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, 27 Januari-7 Februari.
Prestasi tersebut menjadi sejarah bagi nomor pistol Indonesia. Yang paling menyita perhatian, mereka pada final mengalahkan petembak berstatus Olympian Mose Kim yang berpasangan dengan Min Kyung Oh asal Korea Selatan dengan skor 16-4.
Selain itu, nomor tersebut juga diikuti petembak Austria juga berstatus olympian dan juara dunia 2022 Sylvia Steiner bersama pasangannya Richard Zechmeister yang kali ini harus puas pulang dengan perunggu di ISSF World Cup Rifle/Pistol 2023 seri Jakarta.
Membanggakan. Lebih dari itu, prestasi kali ini menjadi modal awal bagi Iqbal dan Arista dalam perjalanan mewujudkan mimpi untuk tampil di Olimpiade XXXIII/2024 di Paris, Prancis.
Kemenangan di Piala Dunia Menembak 2023 sudah pasti makin membuat semangat dan motivasi petembak yang sama-sama berasal dari Semarang, Jawa Tengah, tersebut meningkat.
Sebagai atlet muda, mereka terus belajar untuk bisa tampil apik dalam berbagai ajang internasional. Iqbal dan Arista juga memetik banyak pelajaran dalam Piala Dunia Menembak 2023.
Namun, mereka mengaku masih perlu menambah jam terbang. Mereka berharap mendapat banyak kesempatan mengikuti ajang internasional. Dengan begitu, keterampilan mereka dalam membidik sasaran makin tajam dan mental makin kuat.
Evaluasi
Dari gelaran ISSF World Cup Rifle/Pistol 2023, Iqbal dan Arista memang meraih hasil gemilang dengan mendulang emas di nomor 10 m air pistol beregu campuran. Namun keduanya sama-sama mengatakan masih banyak hal yang harus diperbaiki baik dari segi teknik maupun yang lainnya.
Perhatian mereka ada pada nomor perseorangan yang memang belum begitu maksimal, meski Iqbal sebenarnya turut menyumbang medali perunggu untuk Indonesia pada 10 m air pistol putra. Dia menempati urutan ketiga setelah pada putaran final mengumpulkan poin 247,2.
Adapun emas diraih wakil Uzbekistan Mukhammad Kamalov yang mengalahkan petembak Turki Ismail Keles dengan 16-14. Pada fase kualifikasi Kamalov mencatatkan 247,8 poin dan Ismail 250,4.
Iqbal mengaku pada penampilannya di nomor perseorangan sempat ada keraguan saat melepaskan pelatuk. Ini menjadi perhatian dirinya untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri bersaing dengan petembak top dunia lainnya.
Sementara itu, Arista pada nomor 10 m air pistol putri terhenti pada babak kualifikasi setelah menempati peringkat ke-21 dengan mencetak poin 565. Arista juga mengaku mendapat pelajaran penting dari hasil tersebut.
"Untuk menarik trigger (pelatuk), saya masih harus mengontrol jadi tidak lepas. Seharusnya saya tinggal bidik saja dan lebih berani atau tidak ditahan dulu," ujar Arista.
"Skor saya ini sebenarnya tidak lebih baik dari sebelumnya di Kejuaraan Asia 2022 di Korea dengan 570. Mungkin karena mindset saya kurang berani saja. Tetapi untuk peringkat ini lebih baik dari World Cup sebelumnya di Kairo, Mesir ketika itu di posisi 47," kata Arista menambahkan.
Adapun pemenang dalam perlombaan 10 m air pistol putri adalah Ye Jin Oh asal Korea Selatan yang di final mengoleksi 16 poin mengalahkan Sylvia Steiner asal Austria dengan 4 poin. Ye Jin Oh sebelumnya juga tampil apik di babak kualifikasi, menempati peringkat empat dengan total 575-17x.
Progres
Merujuk pada pencapaian Iqbal dan Arista di setiap ajang internasional sebenarnya terus mengalami kemajuan. Di bawah bimbingan pelatih asal India Abdul Qayyum Mohammed Omar Shah, tim pistol Indonesia, khususnya Iqbal dan Arista, mengalami peningkatan.
Berdasarkan data dari laman ISSF, Iqbal pernah mengikuti ISSF World Cup Rifle/Pistol 2022 di Kairo, Mesir. Kala itu untuk nomor perseorangan dia hanya mampu finis di urutan 49 dengan membukukan 569.
Kemudian meningkat drastis dibandingkan ISSF World Cup Rifle/Pistol 2023 di Jakarta. Terlepas tampil sebagai tuan rumah, capaian ini tentu menjadi bekal Iqbal untuk mengukir prestasi di1 ajang-ajang internasional lainnya ke depan.
Pun demikian dengan Arista. Grafiknya terus mengalami peningkatan, terlihat dari skor yang ditorehkan. Dibandingkan dengan ISSF World Cup Rifle/Pistol 2022 di Mesir, ketika itu dia menempati urutan 47 dengan 563. Di Jakarta dia naik ke posisi ke-21 dengan mencetak poin 565.
Asisten Pelatih Air Pistol Indonesia Bima Putra Eka Budi Kusuma menyatakan sejak pelatih asal India hadir, terjadi perubahan ke arah lebih baik.
"Semenjak 2020 masuknya coach Abdul menjadi awal pembentukan tim pistol Indonesia. Bisa dilihat dari sekarang Indonesia mencetak sejarah bisa meraih emas di World Cup," ujar Bima.
Namun, masih ada banyak pembenahan untuk bisa bersaing di ajang sekelas Olimpiade. "Yang jelas membutuhkan pengalaman dan jam terbang. Lebih banyak kompetisi dengan atlet top dunia," ujar Bima menambahkan.
Idealnya untuk meningkatkan performa setiap tahunnya minimal atlet pistol Indonesia mengikuti empat sampai lima kali ajang internasional.
"Arista dan Iqbal masih masuk kategori junior. Jadi mereka juga akan turun di level junior karena persaingannya juga ketat. Untuk mengasah mental mereka tentunya," ujar Bima.
Perjalanan Iqbal dan Arista untuk ke Olimpiade Paris memang masih panjang. Mereka berkomitmen untuk lebih giat berlatih dan berharap terus menorehkan prestasi demi mengibarkan Merah Putih.
Pengurus Besar Persatuan Olahraga Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (PB Perbakin) pun juga terus menunjukkan keseriusan dalam pembinaan atlet.
Layak dinantikan kiprah Iqbal dan Arista. Dengan keyakinan dan ketekunan dalam berlatih, mimpi tampil di Olimpiade Paris bukan hal yang mustahil.
"Kami akan terus berjuang untuk bisa tampil di Olimpiade. Setiap ajang yang kami ikuti adalah batu loncatan untuk bisa menjadi lebih baik," pungkas Iqbal.
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023